Kenapa Proyek Bangunan Sering Molor – Seperti yang Anda tahu, proyek pembangunan membutuhkan waktu yang lebih lama prosesnya.
Hal tersebut dikarenakan proyek pembangunan cukup kompleks karena tahapannya yang banyak, melibatkan banyak pihak, serta memerlukan koordinasi yang cermat untuk kelola biaya, waktu, dan kualitas.
Untuk estimasi proses pembangunan, khususnya rumah, disesuaikan dengan luas bangunannya. Berikut ini estimasi proses pembangunan rumah yang perlu Anda tahu:
Jenis Rumah Berdasarkan Luas Bangunan | Estimasi Proses Pembangunan |
| Pembangunan rumah sederhana (rumah tunggal) | Memiliki luas bangunan sekitar 150-200 meter dan membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 12 bulan |
| Pembangunan rumah mewah | Membutuhkan waktu sekitar 12 sampai 24 bulan, bahkan bisa lebih lama tergantung tingkat kerumitan proyeknya |
Melihat estimasi proyek pembangunan yang terbilang lama, tentunya membutuhkan perencanaan yang matang dan detail agar prosesnya berjalan lancar serta menghindari berbagai hambatan yang menyebabkan waktu pengerjaan jadi molor.
Bicara mengenai proyek pembangunan yang molor, kondisi tersebut tentunya sangat dihindari oleh klien yang sedang membangun rumah.
Proyek yang molor bisa menimbulkan berbagai kerugian yang fatal, mulai dari segi biaya hingga waktu.
Ada beberapa alasan kenapa proyek bangunan sering molor dan jarang diketahui sama klien yang baru pertama kali bangun rumah.
Anda bisa simak pembahasan artikel MBD Kontraktor kali ini untuk cari tahu alasan kenapa proyek bangunan sering molor, serta cara menghindarinya.
Simak lebih lengkap pembahasannya berikut ini!
Baca Juga: Tips Menghindari Kontraktor Nakal yang Sering Kabur di Tengah Proyek
Ini 6 Alasan Kenapa Proyek Bangunan Sering Molor!

Sebagai orang yang baru pertama kali bangun rumah, pastinya Anda bingung kenapa tiba-tiba proyek bangunan jadi molor, kan?
Tertanya kondisi seperti itu ada alasannya! Berikut penjelasan kenapa proyek bangunan sering molor:
Perencanaan yang Kurang Matang
Kebanyakan proyek bangunan yang molor dikarenakan perencanaan yang kurang matang, contohnya gambar kerja yang tidak lengkap, RAB yang tidak detail & rinci, hingga timeline yang tidak jelas.
Proyek pembangunan yang dimulai tanpa adanya dasar yang kuat, pastinya akan direvisi, disesuaikan kembali dengan kebutuhan klien, hingga harus dibongkar ulang. Tentunya hal tersebut menambah waktu pengerjaan.
Perubahan Desain di Tengah Pengerjaan Proyek
Salah satu penyebab kenapa proyek pembangunan sering molor karena klien mengajukan revisi saat pengerjaan proyek sudah berjalan. Adapun contoh revisi yang sering diminta oleh klien yaitu:
- Mengganti desain area dapur
- Menambah jumlah kamar
- Mengganti keramik dan lantai
- Menambah partisi atau fitur baru
Revisi yang seperti itu membuat tukang harus menghentikan pekerjaannya sementara, memesan kembali material yang dibutuhkan, dan menyesuaikan kembali struktur atau finishingnya.
Pengerjaan revisi tentunya membuat timeline kerja jadi berubah-ubah, sehingga pengerjaannya jadi molor.
Pengiriman Material yang Terlambat
Material merupakan elemen yang sangat dibutuhkan pada proses pembangunan. Jika pengiriman materialnya terlambat, otomatis para tukang di lapangan tidak bisa bekerja karena harus menunggu material.
Ada beberapa penyebab kenapa material bisa terlambat datangnya, di antaranya:
- Pihak distributor kehabisan stok
- Cuaca buruk yang menghambat pengiriman
- Barang harus indent karena tipe/model yang terbatas
- Salah perhitungan kebutuhan material
Jika satu pekerjaan tertunda, maka tahapan lain yang bergantung pada hasil pekerjaan tersebut juga ikut terhambat dan membuat pengerjaan jadi molor.
Baca Juga: Keuntungan Memilih Kontraktor Lokal untuk Proyek Rumah Tinggal
Manajemen Tukang yang Kurang Baik
Tukang merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan kelancaran proyek pembangunan. Jika manajemen tukang tidak dikelola dengan baik, maka akan terjadi beberapa hal ini:
- Jumlah tenaga kerja yang kurang memadai
- Tukang yang kurang disiplin
- Pembagian jobdesk yang tidak jelas
- Tukang tidak memiliki keahlian sesuai kebutuhan pekerjaan
Hal tersebut tentunya membuat pengerjaan berlangsung lambat dan kurang efisien.
Kondisi Cuaca yang Buruk
Musim hujan merupakan tantangan yang bisa menghambat dalam proyek pembangunan. Ada beberapa pekerjaan yang hanya bisa dilakukan saat cuaca sedang cerah, contoh:
- Pemasangan atap
- Pengecoran
- Pengeringan acian atau plester
- Mengecat dinding dan waterproofing
Jadi, kalau hujan turun membuat pekerjaan bisa terhenti selama berjam-jam atau seharian penuh.
Koordinasi Antar Pekerja yang Tidak Jelas
Dalam proyek pembangunan, setiap pekerjaan saling berkaitan satu sama lain. Mulai dari struktur, plumbing, listrik, hingga finishing. Jika ada satu bagian yang tidak berkoordinasi, maka akan terjadi hal ini:
- Tukang harus bongkar ulang pekerjaan yang sudah siap
- Pipa atau kabel tidak sesuai jalur
- Jadwal instalasi tidak sesuai
- Tiap tahapan pekerjaan saling menunggu
Keterlambatan kecil seperti itu bisa membuat pekerjaan jadi menumpuk dan akhirnya membuat timeline pengerjaan jadi berubah-ubah.
Baca Juga: Fungsi Asuransi Proyek dalam Kontrak Konstruksi Rumah
Cara Menghindari Proyek Bangunan yang Molor

Untuk menghindari pengerjaan proyek bangunan yang molor, Anda bisa lakukan beberapa cara ini agar proyek berjalan lancar dan bisa selesai tepat waktu:
Melakukan Perencanaan yang Matang
Alasan kenapa proyek bangunan sering molor karena perencanaan yang kurang matang & detail. Banyak orang terburu-buru ingin memulai proyek, padahal mereka harus melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum memulai.
Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan agar perencanaan bisa matang dan detail? Adapun persiapannya yaitu desain yang lengkap, RAB yang jelas, timeline kerja harus jelas.
Perencanaan yang matang meminimalisir revisi, mencegah miskomunikasi dan konflik saat proyek pembangunan berlangsung.
Membuat Kontrak Kerja Tertulis yang Jelas
Banyak proyek pembangunan yang molor karena tidak ada kontrak kerja tertulis yang jelas mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak, klien dan kontraktor.
Adapun isi kontrak kerja harus berisikan deskripsi pekerjaan, timeline kerja, sistem pembayaran, spesifikasi material yang digunakan, dan lainnya.
Adanya kontrak kerja bisa mengikat kedua belah pihak dan menghindari pekerjaan yang tidak sesuai dari kesepakatan di awal.
Pilih Kontraktor yang Berpengalaman & Terpercaya
Pemilihan kontraktor merupakan kunci utama agar proyek bangunan tidak molor. Kontraktor yang profesional biasanya punya prosedur kerja, manajemen tukang, dan kontrol kualitas yang rapi.
Saat memilih kontraktor pastikan mengikuti beberapa tips berikut ini:
- Punya portofolio
- Kantor dan tim yang jelas
- Cek review atau testimoni dari klien sebelumnya
- RAB dan timeline jelas dan transparan
- Ada SOP pengerjaan
Biasanya kontraktor yang berpengalaman mampu menangani berbagai kendala teknis sehingga mencegah terjadinya pengerjaan yang molor.
Baca Juga: Proyek Bangunan yang Gagal Perlu Kamu Ketahui!
Rutin Melakukan Koordinasi Saat Pengerjaan Berlangsung
Pengerjaan proyek bangunan yang molor bisa disebabkan koordinasi yang tidak lancar. Sebagai klien, Anda harus aktif berkomunikasi bukan hanya pasrah menunggu update dari pihak kontraktor.
Semakin jelas dan rutin koordinasinya, maka peluang terjadi kesalahpahaman yang berujung pengerjaan molor semakin kecil
Jangan Lakukan Revisi Mendadak
Tindakan yang satu ini bisa menyebabkan proyek bangunan molor! Perlu Anda tahu, revisi tidak hanya mengubah layout, tapi juga mempengaruhi pekerjaan lainnya yang telah selesai.
Adapun dampaknya yaitu durasi pengerjaan bertambah, material yang digunakan berubah, hingga biaya jadi mahal.
Itulah beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar proyek pembangunan tidak molor.
Bagi Anda yang sedang mencari kontraktor terpercaya & berpengalaman di Medan, bisa banget percayakan MBD Kontraktor yang terbukti sudah membantu banyak klien untuk mewujudkan hunian impiannya.
Tertarik? Anda bisa langsung klik KONSULTASI GRATIS untuk memulai konsultasi bersama tim kami!







