Sistem Pembayaran Renovasi Rumah – Untuk merenovasi rumah tentunya memerlukan biaya, mahal atau murah tergantung kondisinya.
Jika rumah Anda mengalami kerusakan yang parah, maka perlu lakukan renovasi total, yang mana memerlukan banyak biaya untuk merenovasinya.
Kalau kondisi kerusakannya masih terbilang ringan, biasanya biayanya tidak terlalu mahal.
Penting sekali untuk segera melakukan renovasi rumah walaupun kondisi kerusakannya tidak terlalu parah.
Setidaknya tindakan tersebut dapat meminimalisir biaya renovasi rumah, yang mana biayanya bisa lebih mahal dibandingkan bangun rumah dari nol.
Jika biaya renovasinya mahal, Anda bisa tanyakan pada jasa kontraktor, apakah ada sistem pembayaran renovasi rumah seperti termin?
Kalau ada, Anda bisa pilih gunakan sistem pembayaran renovasi rumah tersebut agar tidak memberatkan keuangan.
Sebenarnya pembayaran renovasi rumah tidak hanya termin saja, ada juga yang namanya lumpsum.
Kedua pembayaran tersebut tentunya memiliki perbedaan, kelebihan, dan kekurangannya.
Bagi Anda yang ingin melakukan renovasi rumah, namun masih bingung ingin menggunakan pembayaran langsung atau bertahap, bisa simak artikel MBD Kontraktor kali ini, ya!
Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah Bagian Dalam
2 Sistem Pembayaran Renovasi Rumah yang Perlu Anda Ketahui
Dengan mengetahui sistem pembayaran renovasi rumah, Anda tidak perlu lagi bingung soal pembayarannya.
Anda juga bisa menyiapkan budget renovasi rumah sesuai pembayaran yang dipilih. Sehingga tidak mengalami over budget saat merenovasi rumah.
Jika Anda ingin melakukan renovasi, berikut ini ada dua sistem pembayaran yang bisa Anda pilih nantinya!
Sistem Pembayaran Termin
Sistem pembayaran termin merupakan metode pembayaran proyek renovasi rumah yang dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan progres pekerjaan di lapangan.
Biasanya proyek renovasi dibagi menjadi beberapa tahapan, seperti:
- Melakukan persiapan
- Memulai proses renovasi
- Melakukan tahapan finishing
- Serah terima
Jika setiap tahapan proses renovasi telah selesai dan disetujui oleh pemilik rumah, maka baru bisa melakukan pembayarannya. Sebagai contoh pembayaran termin ini bisa Anda lihat berikut ini:
- Tahap 1: persiapan dan pondasi membutuhkan 30% dari total biaya renovasi rumah
- Tahap 2: struktur bangunan juga membutuhkan 30%
- Tahap 3: finishing dan serah terima lebih besar persennya yaitu 40%
Tentunya sistem termin ini memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut pembahasan detailnya:
Kelebihan Sistem Pembayaran Termin
- Anda bisa monitoring progres proyek renovasi setiap tahap sebelum melakukan pembayaran berikutnya. Hal ini bisa meminimalisir resiko pekerjaan yang tidak selesai.
- Dengan memilih sistem termin bisa meringankan biaya renovasi rumah. Sistem ini cocok bagi Anda yang menggunakan arus kas bulanan.
- Sistem termin menyesuaikan progres renovasi di lapangan. Hal tersebut membuat jasa kontraktor lebih ter-motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai jadwal dengan kualitas yang sudah disepakati bersama.
- Jika ada masalah atau Anda ingin merubah desain, bisa lakukan evaluasi sebelum masuk ke tahap selanjutnya.
Kekurangan Sistem Pembayaran Termin
- Komunikasi antara Anda dan jasa kontraktor harus lancar, jika tidak nantinya persetujuan setiap tahap bisa memakan waktu dan pengerjaan proyek selanjutnya jadi terhambat. Akhirnya renovasi rumah tidak selesai tepat waktu.
- Biasanya tiap proyek konstruksi, mau itu renovasi atau bangun rumah selalu ada pekerjaan tambahan yang tidak diperhitungkan sejak awal. Hal tersebut tentunya bisa membuat biaya membengkak.
- Anda perlu meluangkan waktu untuk rutin melakukan pengecekan progres pekerjaan di lapangan sebelum melakukan pembayaran berikutnya.
Sebagai contohnya, Anda bisa cek pembahasan berikut:
Jika biaya renovasi rumah Anda sekitar Rp300 juta dan pembayarannya dibagi dalam 3 termin, berikut gambarannya:
- Termin 1: Rp100 juta untuk pekerjaan awal untuk melakukan pembongkaran, pondasi, dan struktur dasar
- Termin 2: Rp100 juta untuk pengerjaan struktur bangunan seperti dinding dan atap
- Termin 3: Rp100 juta untuk tahap finishing seperti lantai, cat, instalasi listrik & air
Kalau nantinya di termin 2 ada perubahan desain, Anda bisa diskusikan terlebih dahulu ke tim kontraktor mengenai biaya tambahannya.
Baca Juga: Hitung Biaya Renovasi Rumah Lebih Akurat dengan Cara Ini
Sistem Pembayaran Lumpsum
Sistem pembayaran lumpsum merupakan metode pembayaran yang mana pemilik rumah dan kontraktor menyepakati harga tetap untuk seluruh pekerjaan renovasi dari awal hingga akhir.
Jika harganya sudah disepakati bersama, nantinya kontraktor akan bekerja sesuai tanggung jawab mereka untuk menyelesaikan semua pekerjaan sesuai kontrak dan spesifikasi, tanpa adanya biaya tambahan.
Kecuali terjadi perubahan besar dari pihak pemilik rumah, ya!Sebagai contoh sederhananya, Anda bisa simak pembahasan berikut:
Anda dan tim kontraktor telah sepakat untuk biaya renovasi rumah berkisar Rp300 juta, dengan ruang lingkup kerja yang sudah jelas.
Nantinya kontraktor akan menanggung semua kebutuhan mulai dari material, tenaga kerja, hingga tahap finishing sesuai anggaran yang telah ditentukan.
Sistem lumpsum ini memiliki kelebihan dan kekurangan, yang mana bisa Anda jadikan pertimbangan. Berikut pembahasan detailnya:
Kelebihan Sistem Pembayaran Lumpsum
- Dari awal, Anda sudah tahu berapa total biaya yang harus disiapkan untuk merenovasi rumah sehingga tidak mengalami over budget.
- Anda tidak perlu repot untuk mengurus proses renovasi rumah karena semua akan dikerjakan oleh tim kontraktor.
- Kalau renovasinya termasuk ringan, lebih disarankan menggunakan sistem lumpsum.
- Jika biaya renovasi sudah disepakati bersama, biasanya lebih minim mengalami perselisihan biaya tambahan.
Kekurangan Sistem Pembayaran Lumpsum
- Biasanya jasa kontraktor meminta DP dalam jumlah signifikan. Hal tersebut bisa menjadi beban keuangan Anda.
- Jika Anda berubah pikiran mengenai desain saat proses renovasi berlangsung, Anda perlu menyiapkan biaya tambahan di luar kesepakatan awal.
- Sebagian kontraktor terkadang ada yang menekan biaya agar tetap untung, misalnya dengan memilih material lebih murah. Jika Anda kurang teliti dan tidak rutin monitoring, yang ada hasil renovasi tidak sesuai harapan.
- Dengan memilih sistem lumpsum, Anda perlu cek kembali reputasi jasa kontraktor sebelum memilih menggunakan jasanya. Hal tersebut dikarenakan semua tanggung jawab proses renovasi mereka yang melakukan.
Untuk contoh pembayaran sistem lumpsum ini bisa Anda simak pembahasan berikut:
Biaya renovasi rumah Anda senilai Rp300 juta jika menggunakan sistem lumpsum. Dari total jumlah biaya tersebut, Anda harus membayar sekitar:
- DP (down payment) sekitar 50%, yaitu membayar Rp150 juta di awal
- Pelunasan 50%, yaitu sekitar Rp150 juta jika proyek renovasi telah selesai
Semua kebutuhan mulai dari material, upang tukang, hingga finishing ditanggung kontraktor sesuai anggaran yang telah ditentukan.
Anda hanya perlu fokus dan memastikan pekerjaan renovasi sesuai kontrak tanpa perlu mengurus detail pembelian bahan, dan lainnya.
Baca Juga: Berapa Estimasi Biaya Renovasi Rumah?
Cari Jasa Renovasi Rumah yang Terpercaya di Daerah Medan?
Bagi Anda yang sedang mencari jasa renovasi rumah yang terpercaya dan berpengalaman di Medan, Anda bisa gunakan jasa dari MBD Kontraktor!
Proses renovasi akan ditangani langsung oleh tim dan tukang yang berpengalaman, sehingga Anda tidak perlu lagi repot mengurusnya.
Jika Anda tertarik untuk menggunakan jasa renovasi rumah dari MBD Kontraktor, bisa langsung konsultasi gratis sekarang juga dengan menghubungi nomor berikut!
Atau bisa langsung kunjungi Instagram @mbdkontrktor